Diungkapkan Hatim, kilang ini dirancang untuk memproses bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah untuk mendapatkan BBM sekaligus produk selain BBM yaitu bahan dasar minyak pelumas (lube oil base) dan aspal. “Mengolah minyak dari Timur Tengah bertujuan agar dapat menghasilkan bahan dasar pelumas dan aspal, mengingat karakter minyak dari dalam negeri tidak cukup ekonomis untuk produksi tersebut,” tegasnya.
Memiliki kapasitas intake 118 million barrel steam per day (mbsd) / 16.200 td, produk yang dihasilkan dari FOC I antara lain Gasoline dengan RON 100, Kerosene (Avtur), light gas oil dan heavy gas oil sebagai komponen produk Pertadex, dan Long Residu sebagai feed kilang LOC I untuk menghasilkan minyak dasar pelumas.
Yang terbaru, masih menurut Hatim, setelah Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) di unit FOC I ditamBahkan Continuous Catalyst Regeneration (CCR) terjadi peningkatan kualitas produk. “Sehingga Pertamina RU IV menghasilkan produk Pertamax Turbo sesuai dengan standart EURO 4,” pungkas Hatim.
Meski usianya sudah menginjak 44 tahun, menurut Hatim, pihaknya selalu memelihara kilang Fuel Oil Complex (FOC) I ini dengan standar tinggi. “Harapannya agar tetap aman, bisa terjaga keandalannya, efisien, ramah lingkungan dan tetap berkeuntungan,” tutupnya. *
Tampilkan Semua